Selasa, 20 Oktober 2009

Sejarah Nusantara

JUDUL BUKU : KHILAFAH DAN JEJAK ISLAM KESULTANAN ISLAM NUSANTARA
PENULIS : ANONIM
PENERBIT : PUSTA THARIQUL IZZAH
TAHUN : 2009

Islam masuk ke Indonesia sudah sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Dimana daerah pertama yang didatangi oleh Islam adalah pesisir Utara Sumatera, dan setelah berkembangnya para pemeluk Islam, maka kerajaan Islam yang pertama di Indonesia ialah Kesultanan Perlak, tahun 840 M.
Perkembangan agama Islam bertambah pesat pada masa Kesultanan Samudera Pasai, sehingga menjadi pusat kajian agama Islam di Asia Tenggara. Saat itu dalam pengembangan pendidikan Islam mendapatkan dukungan dari pimpinan kerajaan, sultan, uleebalang, panglima sagi, dan lain-lain. Setelah Kesultanan Perlak, berturut-turut muncul Kesultanan Islam Samudera Pasai (1042 M), Kesultanan Islam Aceh (1025 M), Kesultanan Islam Benua Tamiah (1184 M), Kesultanan Islam Darussalam (1511 M).
Ukhuwah yang terjalin erat antara Aceh dan ke-Khilafahan Islam itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Makkah. Puncak hubungan baik antara Aceh dan pemerintahn Islam terjadi pada masa ke-Khilafahan Turki Utsmani, tidak saja dalam hubungan dagang dan keagamaan, tapi juga hubungan politik dan militer telah dibangun pada masa ini.
Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa sebelum tahun 1416 M Islam sudah masuk di Pulau Jawa. Penyiaran Islam pertama di tanah Jawa dilakukan oleh Wali Songo (Wali Sembilan). Peranan Wali Songo dalam perjalanan kerajaan Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan pondasi-pondasi kuat, dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang berbentuk kesultanan. Kesultanan Islam di tanah Jawa yang paling terkenal adalah Kesultanan Demak. Namun, keberadaan Kesultanan Giri juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam di tanah Jawa. Yang terkenal sebagai orang yang mula-mula memasukkan Islam ke Jawa ialah Maulana Malik Ibrahim, yang meninggal tahun 1419 M. ketika Portugis mendaratkan kakinya di pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1526 M, Islam sudah berpengaruh di sini yang dipimpin oleh Falatehan. Putera Falatehan, Hasanuddin, pada tahun 1552 M oleh ayahnya diserahi memimpin Banten.
Di bawah pemerintahannya agama Islam terus berkembang. Dari Banten menjalar ke Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu. Pada pertengahan abad ke-16 penduduk Minangkabau memeluk Islam, begitu juga di Gayo Sumatera Utara. Ketika Sultan Malaka terakhir diusir oleh Portugis, ia menetap di Pulau Bintan, yang kala itu sudah menjadi negeri Islam (1511 M).
Pada tahun 1514 M, sebagian penduduk Brunai di Kalimantan sudah memeluk agama Islam. Bahkan pada tahun 1541 M, raja Brunai sendiri masuk Islam. Di Kalimantan Barat, Sambar, yang menjadi bawahan negeri Johor, penduduknya sudah masuk Islam pada pertengahan abad ke-16. Di bagian Selatan Kalimantan yang tadinya merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit, setelah Majapahit ditaklukkan oleh kerajaan Islam Demak. Masuknya Islam di Banjarmasin sekitar tahun 1550 M, dan pada tahun 1620 M di Kotawaringin telah terdapat seorang raja yang memeluk agama Islam.
Pada tahun 1600 M, Kerajaan Pasir dan Kutai telah menjadi daerah Islam. Seabad kemudian menyusul kerajaan Berau dan Bulungan. Di Sulawesi, Raja Gowa tahun 1630 M masuk Islam. Selanjutnya Raja Gowa meng-Islamkan daerah-daerah di sekitarnya seperti Bone (1606 M), Soppeng (1609 M), Bima (1626 M), Sumbawa (1626 M) juga Luwu, Palopo, Mandar, Majene, menjadi daerah Islam.
Di wilayah Sulawesi Utara mulai dari Mandar sampai Manado pada pertengahan abad ke-16 menjadi bawahan Kerajaan Ternate, yang rajanya adalah seorang Muslim. Atas ajakan Raja Ternate, Raja Bolaang Mongondow memeluk Islam. Terus ke Timur di Kepulauan Maluku pada awal abad ke-16 telah memiliki kerajaan Islam yakni kerajaan Bacan. Muballigh dari kerajaan ini terus mendakwahkan Islam ke kawasan tetangganya di Papua melalui jalur perdagangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar