Kamis, 12 November 2009

HAJI MUHAMMAD AMIN AL-HUSAINI

Muhammad Amin lahir di Al-Quds tahun 1893. Beliau adalah seorng Mufti Besar dan Mujahid Agung.
Komentar Muhammad Amin tentang keberadaan tentara yang dibentuknya,
“kader-kader ini akan menjadi teladan yang harus dicontoh pasukan di masa mendatang. Anggotanya terdiri dari putra Negara-negara besar Arab; Maroko, Tunisia, Mesir, Irak, Palestina, dan lain-lain. Pasukan ini harus menjadi sarana pembebasan unsure-unsur umat dan pelopor persatuan. Saat ini, umat kita disekat dengan batas wilayah sejak masa-masa kemunduran dan penjajahan, sehingga muncul perbedaan logat bahasa dan tradisi. Karena itu, harus ada upaya menyatukan kembali umat dan tsaqofahnya.”
“solusi masalah Palestina tidak terwujud dengan mengalah dan menelantarkan hak-hak rakyat Palestina, hingga memupuskan harapn bangsa Palestina untuk hidup mulia. Masalah Palestina tidak member tempat sedikitpun untuk kehidupan damai berdampingan dengan musuh. Sebab, kita tahu dengan yakin bahwa musuh tidak ingin hidup berdampigan dengan seorang pun. Mereka hanya ingin mengulur-ngulur waktu untuk menimpakan kerugian pada umat, keselamatan, masa depan generasi, dan merampas segala milik kita. Mereka meyakini Negara milik mereka secara keseluruhan, bahkan seluruh alam milik mereka. Keyakinan Yahudi seperti ini diketahui setiap orang yang mempelajari sejarah Yahudi, buku-buku, masa lalu, dan masa sekarang mereka. Mereka menipu kita untuk mencari saat yang tepat melaksanakan rencana-rencana busuk,”
“masalah Palestina hanya dipandang dari satu cara pandang. Yaitu, pandangan Yahudi dan Zionis dan mengabaikan pandangan-pandangan bangsa Arab…”
“hak bangsa Arab terhadap Palestina dimulai sejak ribuan tahun. Sedangkan Yahudi hanyalah kelompok zalim, sewenang-wenang dan perampas. Ditambah lagi ambisinya yang tidak hanya ingin menguasai Palestina, tetapi seluruh Negara Arab yang berdekatan dengannya, termasuk tempat-tempat suci kami. Pada kesempatan ini, saya ingin mengatakan kepada kalian, bahwa pemerintah Inggris adalah pemrakarsa perjanjian Bolfour, yang mengangkut dan melindungi imigran Yahudi ke Palestina, serta member perlindungan kepada pemimpin mereka sampai saat ini. Al-Quranul Karim yang kami imani, mendasari hidup dan mati kami itu mengutuk Yahudi, sebagaimana kutukan kitab Taurat dan Injil terhadap mereka. Kesewenanggg-wenangan mereka terhadap tanah suci, harus kami cegah dengan harta dan nyawa kami.
Dukungan kalian yang terang-terangan kepada musuh kamu dan sikap permusuhan kalian terhadap bangsa Arab, menjadikan kami ingin memutuskan hubungan dengan Negara kalian, membatalkan transaksi-transaksi perusahaan-perusahaan kalian di negeri kami, dan menghapus hak-hak istimewa yang kami berikan kepada perusahaan tersebut. Kami tidak tergesa-gesa melakukan tindakan seperti ini, karena mengharap Amerika mengevaluasi dirinya dan memperbaiki sikapnya terhadap masalah Palestina. Lalu, beralih dari mendukung kebatilan yang jelas menjadi memberi dukungan kepada kepentingan ekonomi kalian di negeri kami…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar